halo semua, kembali lagi bersama saya di boby24.blogspot.com, siang ini saya akan membagikan tutorial menarik yaitu Konfigurasi DHCP Server, oke langsung saja simak yang berikut ini..
Untuk mengalokasikan IP Address pada sebuah jaringan kecil, konfigurasi IP Address static (manual satu per satu pada klien) sangat memudahkan bagi administrator jaringan. Namun jika jaringan sudah mulai luas/besar (misalkan 100 komputer saja) jika menggunakan konfigurasi IP Address static kemungkinan untuk menggunakan IP yang sama (konflik) akan lebih besar. Ditambah lagi jika terjadi perubahan IP Address atau kerusakan pada klien dan harus mengkonfigurasi ulang, tentunya hal ini cukup melelahkan bagi Administrator karena harus konfigurasi manual satu persatu pada klien.
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan dengan memberikan (menyewakan) IP Address pada klien yang memintanya (request). Selain IP Address, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP Server, seperti default gateway dan DNS server.
Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
2. Cara Kerja DHCP
DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan (disewakan) kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Jika waktu penyewaan alamat IP tersebut habis, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya. DHCP Server bekerja dengan protokol UDP menggunakan port 68 untuk DHCP Client dan menggunakan port 67 untuk DHCP Server.
DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan penyewaan IP Address dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah yang digambarkan sebagai berikut :
Gambar Cara Kerja DHCP Server
Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya.
Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.
2. Catatan Dalam Mengkonfigurasi DHCP Server
Dalam membangun DHCP Server, IP Address dari DHCP Server haruslah IP Static, kemudian dalam konfigurasi DHCP Server terdapat beberapa option yang harus diperhatikan, yaitu :
a. DHCP Scope
DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server.
Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.
b. DHCP Lease
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai Reservation.
c. DHCP Options
DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan. DHCP Option yang sering digunakan adalah router, untuk menentukan default gateway yang ajan digunakan klien, dns-name-server untuk menentukan IP DNS server yang akan digunakan klien.
Konfigurasi DHCP Server di Linux, selanjutnya>>>>
>>download modul<<
Konfigurasi DHCP Server(materi)
sekian dulu artikel tentang Konfigurasi DHCP Server(materi), nantikan artikel menarik lainnya hanya di boby24.blogspot.com
terkait :
installasi DHCP Server di linux debian
pengertian DHCP Server
Materi Konfigurasi DHCP Server
1. Pengenalan DHCP ServerUntuk mengalokasikan IP Address pada sebuah jaringan kecil, konfigurasi IP Address static (manual satu per satu pada klien) sangat memudahkan bagi administrator jaringan. Namun jika jaringan sudah mulai luas/besar (misalkan 100 komputer saja) jika menggunakan konfigurasi IP Address static kemungkinan untuk menggunakan IP yang sama (konflik) akan lebih besar. Ditambah lagi jika terjadi perubahan IP Address atau kerusakan pada klien dan harus mengkonfigurasi ulang, tentunya hal ini cukup melelahkan bagi Administrator karena harus konfigurasi manual satu persatu pada klien.
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan dengan memberikan (menyewakan) IP Address pada klien yang memintanya (request). Selain IP Address, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP Server, seperti default gateway dan DNS server.
Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
- DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat "menyewakan" alamat IP Address dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows Server, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.
- DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (desktop) seperti Windows, GNU/Linux, MAC OS, dll memiliki perangkat lunak seperti ini.
2. Cara Kerja DHCP
DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan (disewakan) kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Jika waktu penyewaan alamat IP tersebut habis, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya. DHCP Server bekerja dengan protokol UDP menggunakan port 68 untuk DHCP Client dan menggunakan port 67 untuk DHCP Server.
DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan penyewaan IP Address dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah yang digambarkan sebagai berikut :
Gambar Cara Kerja DHCP Server
- DHCPDISCOVER : DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
- DHCPOFFER : Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client sesuai dengan DHCP Pool yang dimilikinya.
- DHCPREQUEST : Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
- DHCPACK : DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment (seperti persetujuan untuk penyewaan IP Address). Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya.
Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.
2. Catatan Dalam Mengkonfigurasi DHCP Server
Dalam membangun DHCP Server, IP Address dari DHCP Server haruslah IP Static, kemudian dalam konfigurasi DHCP Server terdapat beberapa option yang harus diperhatikan, yaitu :
a. DHCP Scope
DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server.
Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.
b. DHCP Lease
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai Reservation.
c. DHCP Options
DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan. DHCP Option yang sering digunakan adalah router, untuk menentukan default gateway yang ajan digunakan klien, dns-name-server untuk menentukan IP DNS server yang akan digunakan klien.
Konfigurasi DHCP Server di Linux, selanjutnya>>>>
>>download modul<<
Konfigurasi DHCP Server(materi)
sekian dulu artikel tentang Konfigurasi DHCP Server(materi), nantikan artikel menarik lainnya hanya di boby24.blogspot.com
terkait :
installasi DHCP Server di linux debian
pengertian DHCP Server
Jangan menggunakan link aktif dan meninggalkan spam. Gunakan kolom komentar dengan sebaik-baiknya. terimakasih.. ConversionConversion EmoticonEmoticon